Rabu, 26 Mac 2014



PERANGSANG AKAR
Bahan-bahan untuk membuat pupuk cair perangsang akar, adalah :
1.       bonggol pisang/rebung bambu  10 kg
2.       air leri    2 liter
3.       air kelapa  2 liter
4.       tetes tebu/gula/berenuk/maja  20% dari total bahan
Cara Pembuatan :
Bonggol pisang (Ambil pisang yang belum berbuah)/rebung bambu muda di tumbuk sampai halus kemudian campurkan air kelapa, air leri dan tetes tebu di aduk sampai rata.
Masukkan campuran tadi ke dalam derigen (system aerob) pada tutup botol di beri lobang untuk memasukkan selang sebagai proses aerobnya. Ujung selang yang satu masuk pada derigen yang berisi pupuk cair dan satu ujungnya masuk ke botol yang berisi air.
Proses di biarkan selama 2 minggu.
Ciri-ciri pupuk cair jadi yaitu : bau pupuk cair mendekati bau tape, atau agak kecut, bukan bau yang kurang sedap. Jika yang muncul bau kurang sedap berarti ada proses yang bocor pada saat pembuatan.
Manfaat dan Fungsi air kelapa :
Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los BaƱos mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro. Hasil penlitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggrek seperti dendrobium dan phalaenopsis.
Manfaat air cucian beras :
"Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya karbohidrat berupa pati sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan vitamin yang tinggi," ujar Yayu.
Percepatan pertumbuhan bakteri P. fluorescens pada formula air cucian beras dapat ditambahkan ekstrak tempe dan gula.

PERANGSANG BUNGA
Untuk pupuk cair perangsang bunga dan buah, kami menggunakan formulasi sebagai berikut :
Larutan A
1.       Serabut kelapa 2 kg
2.       2. Air 10 liter
Cara Pembuatan :
Serabut kelapa di tumbuk bagian belakangnya yang bertujuan untuk memudahkan proses penyerapan air kemudian masukkan kedalam wadah (drum plastik) lalu di berikan air setelah itu di tutup biarkan selama 2 minggu, pasca 2 minggu air akan berubah berwarna merah kecoklat-coklatan, air di saring kemudian di gunakan untuk penyemprotan tanaman ( semua tanaman), karena larutan ini sangat bagus untuk memperkuat batang tanaman dan meransang pertumbuhan bunga
Larutan B
1.       Buah-buahan yang busuk
2.       Air Cucian beras
3.       Air kelapa
Cara Pembuatan :
Buah-buahan di hancurkan kemudian di campur dengan air cucian beras dan air kelapa di masukkan dalam derigen dengan sistem aerob di biarkan selama 15 hari. Setelah 15 hari larutan di saring dan endapan sebaiknya di buang di bawah pohon sebagai pupuk sedangkan airnya untuk penyemprotan.
Larutan B ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
Aplikasi di lahan :
Campurkan larutan A dan larutan B, hasil campuran tersebut di sebut sebagai larutan induk yang kemudian di campur lagi dengan air biasa, perbandingan bisa di upayakan sendiri dengan melakukan uji coba di lahan masing-masing, karena apa yang kami di terapkan di Ngawi tentunya akan berbeda jika di terapkan di daerah lain, sebagai gambaran kombinasi larutan yang kami gunakan setiap 10 cc/liter air.
Waktu Penyemprotan :
Penyemprotan untuk pemupukan ini efektifnya pagi antara jam 07.00 - 11.00
Penyemprotan yang baik adalah berbentuk kabut


PERANGSANG TUMBUH
Untuk pupuk cair perangsang tumbuh dapat di ambil dari tanaman muda/tunas karena hormon tumbuh masih cukup tinggi.
Untuk bahan-bahan yang bisa di gunakan untuk membuat perangsang tumbuh, di antaranya adalah :
1.       Tanaman semanggi, pupus melon, azola, pucuk kangkung  = 10 kg
2.       Air kelapa  = 2 - 5 liter
3.       air leri = 2 - 5 liter
4.       Tetes tebu/buah maja/gula 20% dari larutan
Cara pembuatan :
tanaman semangi, Azola mulai dari akar, daun dan cabang di tumbuk bersamaan dengan pupus melon setelah benar-benar halus campurkan air kelapa, tetes dan air leri/cucian beras. Setelah semuanya tercampur masukkan ke dalam derigen dengan model aerob selama 14 hari.
pasca 14 hari campuran di saring kemudian bisa di gunakan.
catatan : saringan kasar dapat di taruh di bawah tanaman atau di sebar di lahan sebagai kompos (sekalipun kandungan utamanya sudah berkurang)
Aplikasi :
Sangat baik di gunakan untuk tanaman bunga atau tanaman daun lainnya.
Sedangkan untuk aplikasi pada tanaman berbuah seperti padi, kacang, buah-buahan, kedelai, dll dapat di aplikasikan pada awal tanam sebelum tumbuh bunga.
Dosis antara 5-10 cc/liter air
Keterangan :
Jika bahan-bahan no. 1  tidak ada dapat di ganti dengan tanaman lain yang pertumbuhan (liar) bagus dan bagian yang di ambil adalah pupus/pucuk/tunasnya.


CARA MUDAH FERMENTASI URINE SAPI UNTUK PUPUK ORGANIK CAIR

Salam pertanian. Dalam dunia pertanian ternyata urine sapi (air kencing sapi) sangat bermanfaat sekali bagi petani karena urine sapi ini dapat digunakan sebagai pupuk cair. Sebelum digunakan sebagai pupuk pertanian urine sapi ini sebaiknya di fermentasi terlebih dahulu.Salah satu cara memfermentasi urine sapi salah tersebut adalah:

BAHAN:
1.       Urine sapi 20 liter
2.       Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter
3.       Segala jenis empon-empon(Lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali) masing-masing ½ kg
4.       Air rendaman kedelai 1 gelas atau Urea 1 sendok makan
5.       Lebih bagus jika dicampur dengan bakteri dekomposer
Air 4 liter

CARA PEMBUATAN:
1.       Empon-empon ditumbuk dan direbus sampai mendidih
2.       Setelah dingin campur dengan semua bahan yang lain
3.       Ditutup rapat dalam jerigen dan didiamkan selama 3 minggu
4.       Setiap hari sekali tutup dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan

CARA PENGGUNAAN:
1.       Gunakan urine tersebut dengan kadar 10% (1 urine:10 air)

2.       Untuk seedtreatmen benih/biji direndam selama semalam
3.       Untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit
4.       Untuk pupuk cair yang diaplikasi lewat daun gunakan 1 liter urine per tangki

MANFAAT:
1.       Zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih/bibit
2.       Sebagai Pupuk daun organic
3.       Dengan dicampur pestisida bisa membuka daun yang keriting akibat serangan thrip

Jumaat, 20 September 2013



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik. Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah (Munawar, 1988).
Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7. Siklus Fosfor sendiri terlihat bahwa kadar P-Larutan merupakan hasil keseimbangan antara suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan (solubilitas) P-terfiksasi dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh tanaman fiksasi dan pelindian (Hanafiah 2010).
Bahan organik sebagai bahan rehabilitasi juga didapat dari limbah, terutama limbah industri kelapa sawit yang banyak diluar pulau Jawa. Menyatakan bahwa tandan kosong kelapa sawit sebanyak 95 Mg/ha mampu meningkatkan pH tanah, kandungan P, K, Mg, dan KTK tanah. Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah (Poerwowidodo, 1993).
Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang sangat penting bagi ekosistem tanah, dimana bahan organik merupakan sumber pengikat hara dan substrat bagi mikrobia tanah. Bahan organik tanah merupakan bahan penting untuk memperbaiki kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi. Usaha untuk memperbaiki dan mempertahankan kandungan bahan organik untuk menjaga produktivitas tanah mineral masam di daerah tropis perlu dilakukan (Rosmarkam, 2002).
Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan dan binatang yang secara terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh proses fisika, kimia dan biologi. Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein kasar, selulose, hemiselulose, lignin dan lemak. Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikro organisme tanah. Bahan organik secara fisik mendorong granulasi, mengurangi plastisitas dan meningkatkan daya pegang air (Hardjowigeno, 1987).

Tujuan Praktikum
            Untuk menetukan jumlah bahn organik suatu tanah.
Kegunaan Praktikum
1.     Sebagai salah salah syarat untuk mengikuti praktikal test pada mata kuliah praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
2.     Sebagai salah satu syarat untuk mencapai program sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.


TINJAUAN PUSTAKA
Umumnya, penambahan jumlah sisa-sisa organik setiap tahun ketanah ditinggalkan. Disini terjadi suatu yang meningkatkan dalam kandungan bahan organik total. Seseorang mengharapkan tanah-tanah di padang pasir berisi tanah organik sangat sedikkit, karena penambahan bahan organik setiap tanahnya dan tanaman sangat kecil (Foth, 1994).
peningkatan pH akibat penambahan bahan organik karena proses mineralisasi dari anion organik menjadi CO2 dan H2O atau karena sifat alkalin dari bahan organik tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat meningkatan pH tanah namun besarnya peningkatan tersebut sangat tergantung dari kualitas bahan organik yang dipergunakan. Perbedaan dalam kecepatan proses dekomposisi dan mineralisasi dari masing-masing jenis bahan organik tersebut pada akhirnya berkorelasi dengan sumbangan C dan N ke dalam tanah (Munawar, 1988).
Apabila tidak ada masukan bahan organik ke dalam tanah akan terjadi
masalah pencucian sekaligus kelambatan penyediaan hara. Pada kondisi seperti
ini penyediaan hara hanya terjadi dari mineralisasi bahan organik yang masih
26 terdapat dalam tanah, sehingga mengakibatkan cadangan total C tanah semakin berkurang (Hardjowigeno, 1987).
Humus yanng mengabsorbsi sejumlah besar air dan yang menunjukkan ciri-cirinya untuk dapat menggembung dan juga menyusut. Tetapi tidak menunjukkan sifat-sifat tanah nyata kurang stabil, karena mereka ini merupakan suatau subyek perombakan mikroba (Poerwowidodo, 1993).
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi yang diinginkan (Darmawijaya, 1994).
Secara lokal, terdapat kecenderungan suatu korelasi di antara kandungan liat tanah dengan kandungan bahan organik. Semakin besar kombinasi persediaan unsur-unsur hara, semakin banyak hasil akumulasi bahan organik pada tanah bertekstur halus. Liat juga mengabsorbsikan rombakan enzim-enzim yang menjadi tidak aktif (Hanafiah, 2010).
Tanah-tanah didaerah arid biasanya mempunyai kandungan bahan organik rendah. Bahan-bahan umum berhubungan dengan semacam humusnya termasuk sisa-sisa tanaman yang mengalami perombakan, bersama-sama dengan substansi pemyusun sel dan hasil tertentu serta hasil-hasil akhir. Hal ini berubah secara tetap dalam sususnan. Keadaan  ini lebih lebih baik sementara membicarakan humus tidak sebagai kelompok tunggal dan dari substansi (Rosmarkam, 2002)
Lahan kering tergolong suboptimal karena tanahnya kurang subur, bereaksi masam, mengandung Al, Fe, dan atau Mn dalam jumlah tinggi sehingga dapat meracuni tanaman. perombakan bahan organik saat pembentukan gambut dilakukan oleh mikroorganisme anaerob dalam perombakan ini dihasilkan gas methane dan sulfida. Pengairan lahan daerah kering dan mengusahakan tanaman budidaya berakibat pada meningkatnya bahan organik dalam jumlah yang lebih besar yang dikembalikan ke tanah setiap tahun (Munir, 1996).
BAHAN DAN ALAT
Tempat dan Waktu
            Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jln. Muchtar Basri No. 3 Gedung F lantai 4.
            Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 14 Desember 2011, pukul 13:30 WIB Sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah contoh tanah kering udara yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh, Larutan K2Cr2O7, asam sulfat pekat, asam phosphate 85 %, Indikator dipenilamine, larutan 4% NaF, larutan Fe  (NH4)2(SO4)2 0,5 N.
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas erlenmeyer 200-300 ml, dan biuret titrasi.








PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      Timbang 10 gram tanah kering udara, kemudian masukkan ke gelas erlenmeyer.
2.      Tambahkan 5 ml K2Cr2O7 1 N dan guncang dengan tangan.
3.      Tambahkan 10 ml H2SO4 pekat, kemudian guncang 3-4 menit, selanjtunya diamakan selama 30 menit.
4.      Tambahkan 100 ml aquadest dan 5 ml H3PO4 lalu Naf 4% sebanyak 2,5 ml.
5.      Kemudian tambahkan 5 tetes indikator dipenilamine, guncang hingga timbul biru tua.
6.      Titrasi dengan Fe (NH4)2 (SO4)2  0,5 N dari buret hingga warna berubah menjadi hijau.
7.      Pada saat yang sama buat juga perlakuan blanko yaitu perlakuan dengan cara yang sama tetapi tanpa tanah.
8.      Pergitungan :
% C = 5 (1-) 3,90 (untuk tanah 10 gr)
Keterangan :
1.      T = vol. Fe (NH4)2 (SO4)2 0,5 N tanah
2.      S = vol. Fe (NH4)2 (SO4)2 0,5 N blanko
% organik = 1,72 x % C



HASIL PRAKTIKUM
Perhitungan :
Diketahui :
                        Berat kertas = 1,56 gr
                        Berat tanah = 10 gr
                                    T = 10 ml
                                    S = 5 ml
Ditanya :
% C     = 5 (1-) 3,90
            = 5 (1-) 3,90
            = 5 (1-2) 3,90
            = -19,5 %
% Bahan organik = 1,72 x -19,5
                             = -33,54 %







PEMBAHASAN
            Dalam penetapan bahan organik yang dilakukan didapat tidak sesuai setelah dilakukan percobaan dalam pengamatan dilakalukan suatu percobaan dalam penetuan bahan organik dan dalam penetapan bahan organik dapat dilakukan dengan beberapa metode, dan salah satu diantaranya dapat digunakan secara menyeluruh adalah metode walkey dan black.
            Setelah pengamatan yang dilakukan maka diperoleh % C yaitu -19,5 % dan % bahan organik yaitu -33,54 %. Dengan hasil -33,54% artinya tidak terdapat bahan organik pada tanah yang diamati jumlah bahan. Organik tanah dalam ekosistem pertanian ditentukan oleh perbedaan antara masukan bahan organik dan keluarnya melalaui mineralisai, hilang dan deposisi oleh erosi serta  C organik tgerlarut melalui tanah. Jumlah bahan organik tanah sangat dipengaruhi oleh pengelolahan tanah dan sistem pertanaman,
            Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan dan binatang yang secara terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh proses fisika, kimia dan biologi. Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein kasar, selulose, hemiselulose, lignin dan lemak. Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikro organisme tanah.
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik.












KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Dari hasil praktikum diketahui dalam penetapan bahan organik dapat dilakukan dengan metode walkey & black.
2.      Dari hasil praktikum diketahui % C adalah -19,5%.
3.      Dari hasil praktikum diketahui % Bahan organik adalah 76,05 %.
4.      Bahan organik merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menetukan suatu budidaya pertanian.
5.      Bahan organik tanah adalah fraksi organik tanah yang berasal dari tanaman, hewan dan ,mikroorganisme yang telah melapuk.
6.      Dari hasil pengamatan % (persentase)bahan organik adalah 76,05 % yang artinya tanah tersebut banyak mengandung bahan organik.
Saran
Sebaiknya praktikum ini dilaksanakan dengan tertib dan juga tanyakan kepada asisten bila ada yang kurang dimengerti. Usahakan dalam penimbangan tanahnya harus benar-benar pas dan cara pelaksanaannya dilakukan dengan tertib.






DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, M.I. 1994. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press.           Yogyakarta.

Foth, H.D. 1994.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah . Gadjah Mada Universitty Press.
Jakarta.

Hanafiah, K. A. 2010.  Dasar-Dasar Ilmu Tanah . Rajawali Pres. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. CV Akademika Pressindo. Bogor.
Munawar, A. 1988. Kesuburan Tanah Dan Nutrisi Tanah. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta.
Poerwowidodo, M. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung.
Rosmarkam, A. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Karnisius. Yogyakarta.